Diserbu Komentar Pedas! Kritik Lasarus Soal Anggaran Kementerian Desa Bikin Pendamping Desa Ramai Protes di Instagram @lasarus.id
Jakarta, 14/11/2025 (HABAR PENDAMPING) – Ketua Komisi V DPR RI Lasarus tengah menjadi sorotan publik setelah pernyataannya dalam rapat kerja (raker) bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) menuai reaksi keras dari warganet, terutama para pendamping desa.
Dalam rapat tersebut, Lasarus menyoroti besarnya porsi anggaran Kementerian Desa yang disebut masih didominasi oleh belanja operasional dan honorarium pendamping desa hingga 74 persen. Menurutnya, postur anggaran ini menunjukkan fungsi kementerian masih cenderung administratif dan belum maksimal menyentuh kebutuhan pembangunan desa secara langsung.
“Postur ini perlu kita perhatikan, sejauh mana sebenarnya dampak dari pendampingan ini. Kalau efektivitasnya tidak signifikan, kenapa tetap dipertahankan?” ujar Lasarus dalam raker tersebut.
Ia juga menilai perlunya langkah berani untuk mengevaluasi program agar penggunaan anggaran lebih efisien.
“Memang ini langkah yang tidak populis, Pak Menteri. Tapi kalau barangnya tidak bermanfaat dengan membaik, kenapa kita pertahankan? Anggarannya besar sekali, bahkan kemarin sampai kekurangan dana penutup,” tegasnya.
Pernyataan Lasarus itu kemudian ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya di akun Instagram resminya @lasarus.id, yang langsung dipenuhi ratusan komentar dari pendamping desa di seluruh Indonesia. Banyak dari mereka menyampaikan kekecewaan dan merasa tersinggung atas pernyataan tersebut.
Salah satu komentar paling menyentuh datang dari pengguna muhammad_arsyad_6306082010, yang menulis panjang tentang perjuangan pendamping desa di lapangan:
“Salam hormat dan santun Bapak Ketua Dewan yang Mulia. Izinkan saya menyampaikan sepatah kata dari hati seorang Pendamping Lokal Desa — yang selama sepuluh tahun ini berjuang tanpa henti, berjalan di jalan berlumpur, menembus panas dan hujan, hanya demi satu cita-cita: melihat desa kami berdiri tegak, maju, dan mandiri.
Kami tidak menuntut penghargaan, tidak pula mengharap sorotan. Kami hanya ingin perjuangan kecil kami di pelosok negeri ini dipandang sebagai bagian dari kerja besar membangun bangsa.
Kami hormat kepada Bapak sebagai wakil rakyat, namun mohon izinkan kami merasa bahwa perjuangan kami juga adalah perjuangan bersama — bukan sekadar catatan sunyi di balik laporan.
Sebab di balik setiap kemajuan desa, ada tangan-tangan yang bekerja dalam diam, ada hati yang tetap setia meski tak pernah disebut, dan ada semangat yang tak padam meski kadang tak dianggap.
Dengan penuh hormat dan cinta untuk desa,
Seorang Pendamping Lokal Desa
Yang tetap bekerja dengan hati, bukan hanya karena kewajiban.”
Selain komentar tersebut, banyak pula pendamping desa lain yang menilai kritik Lasarus tidak mencerminkan kondisi lapangan.
“Pendamping desa itu bukan beban, tapi garda terdepan pembangunan desa. Jangan hanya lihat dari anggaran,” tulis seorang warganet.
Ada juga komentar yang menilai kritik itu terlalu menyederhanakan persoalan.
“Kalau mau evaluasi, jangan salahkan pendamping, tapi perbaiki sistem dan dukungan kebijakannya,” tulis pengguna lainnya.